Entri Populer

Jumat, 13 Mei 2011

Surat "Cinta" T. Regenass kepada koruPSSI

Berikut akan saya sedikit posting tentang surat ‘cinta’ antara TR kepada koruPSSI sejak Nurdin menjabat sampai sekarang yang dimuat pada situs kompas.
Silahkan pembaca menelaah sendiri bacaanya. Pembaca yang pintar pasti mengerti :)


JAKARTA, KOMPAS.com - Sekilas tidak ada yang istimewa pada surat Federasi Asosiasi Sepak Bola Internasional atau FIFA tertanggal 6 Mei 2011 itu. Surat ditandatangani Deputi Sekjen FIFA Markus Kattner sebagai balasan atas laporan kegiatan (activity report) Komite Normalisasi yang dipimpin Agum Gumelar bertanggal 5 Mei 2011.
Inti sikap FIFA berisi larangan pada Komite Banding Pemilihan (KBP) memproses dua banding George Toisutta dan Arifin Panigoro. Rujukannya, keputusan Komite Darurat FIFA 4 April lalu yang melarang pencalonan empat orang, termasuk Toisutta dan Arifin.
Sekilas surat itu seperti surat-surat FIFA lainnya. Namun,
menurut sumber yang paham dengan tata administrasi dan surat-menyurat FIFA, ada hal yang tidak lazim dalam surat tersebut. Surat itu ditandatangani Markus Kattner, tetapi drafnya dibuat orang lain.
"Sebagai informasi buat Anda, Regenass yang membuat draf surat itu (akronim "tre" dalam kode "DSG/tre" di bawah tanggal surat)," ungkapnya. Dalam surat yang ditujukan pada Agum selaku Ketua KN itu terdapat kode "DSG/tre" di bawah "Zurich, 6 May 2011."
DSG singkatan Deputy Secretary General, "tre" adalah inisial Thierry Regenass, Deputi Sekjen FIFA Bidang Asosiasi dan Pengembangan Anggota. Kattner, penandatangan surat, adalah Deputi Sekjen FIFA Bidang Keuangan dan Administrasi. Ciri khas surat ”tre”
Dari pengamatan Kompas pada surat-surat FIFA ke PSSI, surat berkode inisial "tre" memiliki kekhasan, yakni kecenderungannya menjadi "bungker" PSSI saat masih dipimpin Nurdin Halid dan antipatinya pada gerakan perubahan PSSI.
Pada 20 Maret 2009, surat berkode "SG/tre-ccr" dikirim FIFA pada Nurdin Halid berisi penyesalan FIFA tidak mencantumkan nama "Nurdin Halid" pada data PSSI di situs FIFA. SG singkatan dari "Secretary General" karena surat ditandatangani Sekjen FIFA Jerome Valcke.
Pada 11 Januari 2011, surat berkode "SG/tre/pco" dikirim FIFA ke Sekjen PSSI Nugraha Besoes, berisi perintah agar PSSI menjatuhkan sanksi ke semua klub, ofisial, dan pemain beserta agennya yang terlibat di Liga Primer Indonesia (LPI).
Pada surat berkode "Tre/pco" 9 Februari 2011, yang kali ini ditandatangani sendiri oleh Regenass, FIFA mengesahkan keputusan Komite Eksekutif PSSI pimpinan Nurdin menunjuk Komite Pemilihan. Pembenaran FIFA itu tidak sesuai Standard Electoral Code FIFA Pasal 4 yang mengharuskan Komite Pemilihan dipilih lewat kongres.
Dan, masih banyak lagi surat-surat FIFA lain berkode "tre" terkait persoalan di PSSI, termasuk surat 6 Mei lalu. Regenass pernah datang ke Jakarta menghadiri Munaslub PSSI di Ancol, 20 April 2009 dan mengumumkan pengakuan FIFA atas kepemimpinan Nurdin.
Tidak lupa mengancam
Ciri khas lain surat berkode "tre" akhir-akhir ini yakni selalu menyisipkan ancaman sanksi atau pembekuan. Dalam surat 6 Mei lalu, ancaman itu berbunyi: jika Indonesia dibekukan di Kongres FIFA, "pembekuan hanya bisa dicabut pada kongres berikutnya", kira-kira selama setahun.
Padahal, jika merujuk Statuta FIFA Pasal 14 butir 1, tidak demikian adanya. Ada penjelasan "unless the Executive Committee has lifted it in the meantime (kecuali Komite Eksekutif kemudian membatalkannya)."
Dalam istilah populer, surat berkode "tre" itu offside atau melewati batas kelaziman. Apakah hal-hal seperti ini yang dimaksud Presiden FIFA Sepp Blatter dalam kolomnya di situs "insideworldfootball" bahwa "tidak semua ofisial FIFA selamanya bertindak benar"?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar